Peran dan Klaster 17 Tersangka dalam Kasus Penculikan yang Berujung Kematian
Kasus penculikan yang berujung kematian Kepala Cabang Pembantu (KCP) BRI di Jakarta Pusat berinisial MIP (37 tahun) telah mengungkap peran serta pembagian klaster dari 17 tersangka yang terlibat. Dari jumlah tersebut, dua orang di antaranya merupakan anggota TNI, yakni Kopda FH dan Serka N. Penjelasan ini disampaikan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, dalam jumpa pers yang digelar di Polda Metro Jaya.
Klaster Pertama: Otak Perencana
Klaster pertama terdiri dari empat orang yang bertindak sebagai otak perencana kejahatan. Salah satu yang terlibat adalah C, yang dikenal sebagai sosok yang mengatur pertemuan dengan DH, merancang rencana penculikan, serta menyiapkan perangkat IT untuk memindahkan uang dari rekening dormant ke rekening penampung. C juga diketahui mengklaim memiliki data rekening-rekening dormant yang bisa dipindahkan.
DH turut serta dalam pertemuan bersama C dan membantu merancang penculikan. Ia juga bertugas menghubungi JP untuk mencari tim penculik, menyiapkan orang-orang yang akan membuntuti korban, sekaligus mengatur skenario penculikan. Untuk operasional, DH menyiapkan uang yang disetorkan kepada JP.
Selain itu, AAM juga ikut dalam perencanaan. Ia hadir dalam pertemuan bersama C dan DH, membantu merancang penculikan, serta menyiapkan tim pengintai.
Klaster Kedua: Eksekutor Penculikan
Klaster kedua terdiri dari lima orang yang bertindak sebagai eksekutor penculikan. E adalah orang yang memaksa korban masuk ke Avanza putih, melilitkan lakban ke wajah MIP, serta mengikat tangannya dengan tali. Dari Kopda FH, ia menerima Rp 45 juta yang kemudian dibagi-bagi ke rekan-rekannya.
REH membantu dengan memegangi korban dari belakang saat proses pengikatan. JRS menahan tangan kanan korban, sementara AT menahan dari sisi kiri. Perlawanan MIP dilumpuhkan dengan kerja sama tiga orang ini. Sedangkan EWB menjadi sopir Avanza putih yang melarikan korban dari parkiran sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Timur.
Klaster Ketiga: Pelaku Penganiayaan
Klaster ketiga terdiri atas lima orang yang terlibat dalam penganiayaan hingga korban meninggal dunia. JP juga ikut dalam klaster ini. JP adalah menginjak kaki korban di dalam Fortuner hitam dan ikut membuang jasadnya.
JP berada di dalam mobil Fortuner hitam, yang mana korban ketika diculik itu dipindahkan dari Avanza putih ke Fortuner warna hitam. Selain itu, NU adalah sopir Fortuner yang membawa korban dari Kemayoran ke Bekasi, sementara DSD menggantikan NU saat laju mobil mulai oleng.
Klaster Keempat: Tim Surveilans
Terakhir, klaster keempat adalah tim surveilans yang terdiri atas empat orang yang khusus ditugaskan membuntuti gerak-gerik MIP. Mereka adalah AW, EWH, RS, l, dan AS. Tim ini bertugas mengawasi aktivitas korban sebelum tindakan penculikan dilakukan.
Dengan penjelasan lengkap tentang peran dan klaster 17 tersangka ini, kasus penculikan yang berujung kematian MIP semakin terungkap. Setiap klaster memiliki peran spesifik dalam menjalankan aksi kejahatan yang sangat terstruktur dan terencana.