Aksi Intimidasi Terhadap Jurnalis Saat Meliput Keracunan Massal di Ngawi
Pada Kamis (4/12/2025), sejumlah jurnalis mengalami aksi intimidasi dan pengusiran saat sedang meliput dugaan keracunan massal yang menimpa puluhan santri dan siswa di Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi. Peristiwa ini terjadi di lokasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bintang Mantingan, yang diduga menjadi sumber makanan bergizi gratis (MBG) penyebab keracunan.
Aksi tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Rizal, salah satu wartawan, menjelaskan bahwa dirinya bersama sekitar sembilan jurnalis lainnya diusir oleh oknum petugas SPPG saat baru tiba di gerbang lokasi. Ia menyampaikan bahwa para jurnalis datang untuk melakukan konfirmasi dan verifikasi terkait laporan keracunan yang menimpa siswa dari berbagai jenjang pendidikan.
“Kita tadi baru meliput dugaan keracunan MBG di Puskesmas Mantingan dan mau konfirmasi ke pihak SPPG. Namun baru sampai pintu gerbang sudah diusir bahkan teman saya dikejar bawa balok paving,” ujar Rizal.
Peristiwa ini menunjukkan adanya upaya untuk menghalangi proses peliputan yang dilakukan oleh para jurnalis. Dalam situasi seperti ini, tugas jurnalis sebagai agen kontrol sosial dan penyampai informasi yang terverifikasi kepada publik sangat penting.
Dugaan Keracunan Massal yang Menimpa Siswa dan Santri
Dugaan keracunan massal ini terjadi mulai Rabu hingga Kamis (3–4/12/2025), setelah puluhan santri dan siswa menyantap menu MBG yang disediakan oleh SPPG Bintang Mantingan. Total korban yang dilarikan ke Puskesmas Mantingan dan RSUD Mantingan mencapai 66 orang. Mereka mengalami gejala seragam, yaitu mual, pusing, dan diare.
Menu MBG yang dikonsumsi berupa nasi putih, sayur buncis, telur rebus, dan pisang. Korban Bahaudin (15), siswa SMK Muhammadiyah, menyebutkan rasa telur rebusnya agak aneh sebelum ia mulai merasakan gejala keracunan pada pukul 01.00 dini hari.
Korban Terdampak Luas dari Berbagai Lembaga Pendidikan
Korban keracunan tidak hanya berasal dari satu lembaga pendidikan saja, tetapi tersebar di delapan lembaga, termasuk Ponpes Miftahul Jannah, Ponpes Ansorusunnah, SDN Mantingan 2, SDN Mantingan 3, SDN Mantingan 5, SD Muhammadiyah, TK Ansorusunnah, dan TK Mantingan 3. Selain itu, beberapa orang tua juga terkena dampaknya, seperti Henita Afian (30) yang memakan jatah MBG milik anaknya.
Penanganan oleh Dinas Kesehatan
Kepala Puskesmas Mantingan, Muh El Riza, membenarkan jumlah korban yang terus bertambah, dengan 30 pasien dirawat di puskesmas dan 36 lainnya di RSUD Mantingan. Dinas Kesehatan telah bergerak cepat untuk menyelidiki insiden ini. Sampel makanan dari SPPG Bintang Mantingan sudah diambil dan dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Surabaya untuk pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan penyebab pasti keracunan massal tersebut.
Tindakan yang Diharapkan oleh Para Jurnalis
Insiden pengusiran dan ancaman dengan balok paving ini jelas merupakan penghalang tugas jurnalistik. Para jurnalis datang untuk menjalankan fungsi kontrol sosial dan memberikan informasi yang terverifikasi kepada publik terkait insiden kesehatan yang serius. Oleh karena itu, pihak berwenang didesak untuk menindak tegas oknum SPPG yang melakukan intimidasi, demi menjamin kebebasan pers dan kelancaran proses peliputan fakta.

























































