Inovasi CCTV Berbasis AI untuk Meningkatkan Keamanan Pangan di Dapur SPPG
Penggunaan sistem pengawasan berbasis Closed-Circuit Television (CCTV) dengan teknologi Artificial Intelligence (AI) menjadi langkah inovatif dalam memperkuat pengawasan operasional dan keamanan pangan di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terlibat dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Teknologi ini bertujuan untuk memastikan bahwa prinsip keamanan pangan diterapkan secara modern, menyeluruh, berkelanjutan, serta dapat dipertanggungjawabkan secara publik.
Direktur Eksekutif Indonesia Food Security Review (IFSR), Glory Harimas Sihombing, menjelaskan bahwa keunggulan utama dari sistem ini adalah keterjangkauannya. Biaya hanya sebesar Rp 30 per porsi makanan memungkinkan dapur pelaksana atau SPPG Program MBG untuk memiliki sistem pengawasan yang modern namun tetap terjangkau. “Dengan biaya tersebut, sistem ini menjadi efisien dan scalable untuk mencapai standar dapur 0 persen insiden di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Sistem ini direncanakan akan terus dikembangkan dan diintegrasikan ke dalam jaringan dapur MBG di seluruh Indonesia. Inovasi ini merupakan kontribusi nyata dari dunia teknologi dan inovasi dalam mendukung agenda besar pemerintah untuk memberikan layanan pangan yang bergizi, aman, terpercaya, dan berkelanjutan bagi anak-anak dan ibu-ibu di seluruh Indonesia.
Respons Terhadap Lima Penyebab Utama Keracunan Makanan
Sistem yang dikembangkan oleh IFSR bersama Kreasi Binar Indonesia (KBI) ini disebut sebagai respons konkret terhadap lima penyebab utama keracunan makanan yang sering ditemukan di lapangan. Kelimanya antara lain:
- Proses pengolahan makanan yang tidak terjaga.
- Manajemen bahan makanan yang buruk.
- Ketidaksesuaian rencana jadwal kerja.
- Kelalaian penerapan prosedur keselamatan dan kebersihan.
- Potensi masuknya kontaminan dalam rantai pasok.
Tindakan-tindakan ini dinilai sebagai risiko langsung yang dapat memengaruhi kualitas dan keamanan makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak penerima manfaat.
Fungsi dan Fitur Sistem CCTV Berbasis AI
Chief Executive Officer KBI, Satya Nugraha, menjelaskan bahwa dengan dukungan teknologi AI, sistem CCTV ini memungkinkan seluruh proses di dapur, mulai dari penerimaan bahan baku, pemrosesan, pemorsian, hingga distribusi dapat dipantau secara otomatis, objektif, dan real-time. Artinya, pengawasan tidak lagi bergantung pada laporan manual.
Teknologi ini dilengkapi dengan berbagai fitur seperti deteksi pelanggaran prosedur, sistem peringatan dini (early warning system), rekaman bukti visual operasional, penghitungan orang, dasbor terpusat, deteksi aktivitas dan analisis perilaku, rekaman playback, serta penghasilan laporan otomatis untuk kebutuhan audit, evaluasi, dan investigasi.
Demonstrasi Teknologi di Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia 2025
Vice Executive Director IFSR, Alfatehan Septianta, menambahkan bahwa inovasi CCTV berbasis AI ini akan ditampilkan dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025. Acara ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 7–9 Agustus 2025 di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), ITB, Bandung.
“Pada kesempatan ini, pengunjung KSTI dapat menyaksikan demonstrasi real-time sistem CCTV AI yang dikembangkan oleh IFSR dan KBI untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis, mulai dari pemantauan aktivitas operasional dapur hingga visualisasi laporan otomatis melalui dasbor digital,” ujarnya.
Tujuan Menciptakan ‘Dapur 0% Insiden’
Peluncuran teknologi ini juga menjadi bagian dari inisiatif bersama menuju ‘Dapur 0% Insiden’, yaitu dapur tanpa keracunan makanan, kecelakaan kerja, atau praktik korupsi. Dengan demikian, dapur tidak hanya memenuhi standar kebersihan dan keamanan, tetapi juga mampu menunjukkan transparansi dan efisiensi secara menyeluruh.
Inisiatif ini menandai langkah besar IFSR dan KBI dalam merekomendasikan metode untuk menyempurnakan tata kelola program pemerintah yang lebih sistematis, transparan, dan berbasis teknologi. Diharapkan inisiatif ini menjadi kontribusi nyata dalam menciptakan standar layanan publik yang akuntabel, aman, dan berkelanjutan.






























































