KOTACIMAHI.COM – Pemerintah Kota Cimahi mencatat adanya penurunan yang cukup signifikan dalam tingkat pengangguran selama dua tahun terakhir. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Cimahi menurun dari 10,77 persen pada tahun 2022 menjadi 8,97 persen pada tahun 2024.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cimahi, Asep Jayadi, mengungkapkan bahwa capaian ini tidak terlepas dari implementasi berbagai program pelatihan keterampilan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Pada tahun 2023, jumlah pengangguran tercatat sebanyak 32.000 orang, dan pada tahun berikutnya angka tersebut turun menjadi 27.000 orang.
“Pelatihan berbasis kompetensi menjadi salah satu strategi utama kami dalam upaya menekan tingkat pengangguran,” ujar Asep dalam keterangannya pada Rabu, 30 Juli 2025.
Salah satu pelatihan yang saat ini sedang diprioritaskan adalah pelatihan barista, yang merupakan bagian dari rencana jangka panjang Pemerintah Kota Cimahi untuk mencetak 10.000 sumber daya manusia (SDM) siap kerja hingga tahun 2029. Target tahunan ditetapkan sebanyak 2.000 peserta, dan pada tahun ini, pelatihan ditujukan kepada 1.460 orang.
Hingga saat ini, sekitar 700 peserta telah mengikuti berbagai program pelatihan keterampilan, antara lain di bidang menjahit dan barista. Sebanyak 83 peserta lulusan pelatihan menjahit telah berhasil ditempatkan di sejumlah perusahaan garmen. Sementara itu, 50 lulusan pelatihan barista telah diterima bekerja di beberapa kedai kopi lokal di Cimahi, seperti Inaka Caffe, Ruminosa Caffe, dan Selasar Caffe. Meski peminat pelatihan mencapai 260 orang, keterbatasan kuota mengharuskan proses seleksi yang ketat.
Selain itu, Dinas Tenaga Kerja juga menyelenggarakan pelatihan di bidang lain, seperti house keeping dan hospitality yang masing-masing diikuti oleh 40 peserta bekerja sama dengan Hotel Haris. Pelatihan jasa konstruksi serta pelatihan digital dan teknologi informasi (IT), termasuk dalam bidang fiber optic, juga telah dilaksanakan dan berhasil menyerap sekitar 60 tenaga kerja.
“Banyak perusahaan kini mulai membuka kesempatan kerja bagi lulusan pelatihan kami. Kolaborasi yang erat antara pemerintah daerah, lembaga pelatihan, dan sektor usaha menjadi faktor kunci dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja lokal,” lanjut Asep.
Ia menambahkan bahwa di samping program pelatihan yang diselenggarakan oleh Disnaker, pihaknya juga mendorong masyarakat untuk mengikuti pelatihan secara mandiri guna mempercepat pencapaian target 10.000 tenaga kerja siap pakai dalam lima tahun ke depan.