Aktivitas Gunung Dukono yang Terus Meningkat
Gunung Dukono, yang terletak di Halmahera Utara, Maluku Utara, telah mengalami erupsi sebanyak 482 kali sejak Januari 2025. Letusan yang terjadi secara berkala ini membuat gunung tersebut menjadi salah satu yang paling aktif di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Berjarak sekitar 14 kilometer dari Kota Tobelo, Gunung Dukono memiliki kecenderungan erupsi yang tinggi dan sering menghasilkan material abu vulkanik.
Badan Geologi menyebutkan bahwa aktivitas erupsi Gunung Dukono tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan. Hal ini disebabkan oleh dinamika aktivitas tektonik yang terjadi di Pulau Halmahera. Pergerakan tektonik ini juga terkait dengan subduksi ganda antara Lempeng Laut Maluku yang bergerak ke timur di bawah Lempeng Pasifik. Proses ini membentuk busur vulkanik Halmahera, salah satunya adalah Gunung Dukono.
Selain Gunung Dukono, masih ada empat gunung api lainnya yang rentan erupsi akibat pergerakan lempengan tersebut. Keempat gunung tersebut adalah Gunung Kei Besi, Gunung Gamkonora, Gunung Ibu, serta Gunung Gamalama. Semua gunung ini berada dalam zona yang rentan terhadap aktivitas vulkanik.
Sifat Erupsi yang Beragam
Gunung Dukono memiliki sifat erupsi yang campuran, yaitu eksplosif dan efusif. Artinya, gunung ini sering melepaskan abu vulkanik dan lava yang mengalir ke retakan-retakan di tubuh gunung. Kombinasi jenis erupsi ini membuat aktivitas Gunung Dukono sangat dinamis dan memerlukan pemantauan terus-menerus.
Letusan terbaru Gunung Dukono terjadi pada pukul 18.05 WIT, Kamis, 21 Agustus 2025. Kolom abu yang dikeluarkan mencapai ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan kawah. Pihak Badan Geologi mencatat bahwa letusan ini terdeteksi oleh seismograf dengan amplitudo maksimum sebesar 13 millimeter dan durasi selama 62,97 detik.
Bambang Sugiono, petugas pos pengamatan Gunung Dukono, menyampaikan bahwa erupsi masih berlangsung saat laporan dibuat. Ia menjelaskan bahwa letusan pada waktu tersebut merupakan yang ketiga dalam sehari. Sebelumnya, Gunung Dukono juga meletus pada pukul 06.09 WIT dan 06.48 WIT, Kamis pagi. Ketinggian abu yang dihasilkan dari kedua letusan itu berkisar antara 800 hingga 900 meter dari kawah.
Status Gunung Dukono dan Langkah Pencegahan
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMB) Badan Geologi tetap menjaga status Gunung Dukono di Level II atau Waspada. Masyarakat dilarang mendekati area dalam radius empat kilometer dari kawah aktif gunung tersebut, yaitu Malupang dan Warirang. Langkah ini dilakukan sebagai upaya mitigasi bencana untuk melindungi keselamatan warga sekitar.
Dengan jumlah erupsi yang terus meningkat dan potensi bahaya yang muncul, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti informasi resmi dari instansi terkait. Selain itu, pemantauan intensif oleh para ahli geologi juga diperlukan untuk memprediksi kemungkinan erupsi lanjutan dan memberikan peringatan dini jika diperlukan.
Aktivitas Gunung Dukono menunjukkan bahwa wilayah Halmahera masih dalam kondisi yang rentan terhadap gempa dan letusan gunung berapi. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, ilmuwan, dan masyarakat sangat penting dalam menghadapi risiko yang muncul dari aktivitas geologis ini.