Kritik Terhadap Serangan Israel terhadap Pusat Kesehatan di Gaza
Pihak kepresidenan Turki menyatakan bahwa tindakan pasukan Zionis Israel terus menambah daftar kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang. Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 58 orang tewas dan 308 lainnya mengalami luka di wilayah Gaza Palestina. Serangan ini menunjukkan tingkat kekerasan yang meningkat terhadap penduduk sipil dan institusi kemanusiaan.
Kepala Direktorat Komunikasi Kepresidenan Turki, Burhanettin Duran, mengecam aksi brutal pasukan tempur Zionis Israel yang melakukan penembakan rudal secara langsung ke Pusat Kesehatan Nasser di Khan Younis, Gaza Selatan. Serangan pada Senin, 25 Agustus 2025 pagi, menewaskan 20 orang, termasuk lima jurnalis yang sedang meliput rencana pemakaman warga Palestina yang meninggal saat menjalani pengobatan di rumah sakit tersebut.
“Setidaknya 20 orang tewas dalam dua serangan terpisah di rumah sakit tersebut, di antaranya lima jurnalis dan beberapa dokter serta petugas tanggap darurat. Negara itu telah menambah satu lagi kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang ke dalam daftar kejahatannya,” kata Burhanettin Duran.
Ditegaskan oleh Burhanettin Duran, kebebasan pers dan nilai-nilai kemanusiaan kembali menjadi sasaran, di bawah bayang-bayang genosida, di tengah jeritan pilu orang-orang tak berdosa. “Israel, yang terus menindas tanpa memperhatikan prinsip-prinsip kemanusiaan atau hukum apa pun, berada dalam delusi bahwa ia dapat mencegah kebenaran dilaporkan melalui serangan sistematisnya terhadap jurnalis. Israel sedang mengejar pemusnahan bangsa yang berada di bawah blokade dan genosida,” pungkas Burhanettin Duran.
Laporan Kementerian Kesehatan Gaza
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan bahwa militer Israel menewaskan 58 orang dan melukai 308 lainnya di Gaza dalam 24 jam terakhir. Di antara korban tewas terdapat 28 orang yang tewas saat mencoba menerima bantuan.
“Lebih dari 2.100 pencari bantuan telah tewas sejak akhir Mei, ketika Yayasan Kemanusiaan Gaza yang didukung Israel dan AS mengambil alih distribusi bantuan di jalur tersebut. Jumlah korban tewas secara keseluruhan sejak 7 Oktober 2023 telah meningkat menjadi 62.744 dan 158.259 lainnya terluka dan ribuan lainnya diperkirakan terkubur di bawah reruntuhan,” kata Kementerian Kesehatan Gaza dalam laporannya.
Tekanan Militer Israel untuk Gencatan Senjata
Sementara itu, Panglima Militer Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir, kembali mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk membatalkan rencana pendudukan Kota Gaza dan menyetujui gencatan senjata yang diusulkan oleh Qatar dan Mesir pekan lalu.
“Ada kesepakatan [penangkapan] di atas meja, kita harus menerimanya. Militer Israel telah mengajukan syarat-syarat untuk kesepakatan, sekarang kesepakatan itu berada di tangan Netanyahu,” ujar Eyal Zamir, seperti dikutip dari ArabNews dari Channel 13 News Israel saat berkunjung ke pangkalan angkatan laut Haifa.
Keputusan Netanyahu untuk melanjutkan rencana pendudukan Kota Gaza ditentang oleh banyak pihak di lembaga pertahanan negara itu, termasuk Zamir. Lebih dari 600 mantan panglima keamanan dan militer awal bulan ini mengajukan permohonan kepada Presiden AS Donald Trump untuk memaksa Netanyahu mengakhiri perang.

























































