Aktivitas Vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT
Gunung Lewotobi Laki-Laki, yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya pada Senin, 25 Agustus 2025. Berdasarkan data pengamatan, gunung berapi setinggi 1.584 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut telah mengalami empat kali erupsi dalam sehari. Tinggi kolom abu vulkanik yang muncul mencapai rata-rata 1,3 kilometer dari puncak kawah.
Letusan pertama terjadi pada pukul 01.30 WITA, dengan tinggi kolom abu yang teramati sekitar 1,2 kilometer dari atas puncak kawah. Aktivitas ini terekam oleh seismograf dengan amplitudo maksimum sebesar 14,8 milimeter dan durasi sekitar 55 detik. Letusan ini menunjukkan adanya aktivitas tektonik yang cukup signifikan.
Pada tengah hari, tepatnya pukul 13.06 WITA, Gunung Lewotobi kembali meletus. Kali ini, abu vulkanik yang muncul membentuk kolom setinggi 600 meter dari puncak kawah. Seismograf mencatat bahwa letusan ini memiliki amplitudo maksimum sebesar 3,7 milimeter dan lama letusan sekitar 148 detik.
Sebanyak satu jam kemudian, pada pukul 14.09 WITA, gunung berapi berbentuk stratovolcano itu kembali mengeluarkan abu vulkanik. Kolom abu yang terbentuk mencapai ketinggian dua kilometer dari permukaan kawah. Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-Laki, Emanuel Rofinus Bere, menyampaikan bahwa kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Ia juga menegaskan bahwa hingga laporan ini dibuat, erupsi masih terus berlangsung.
Pada menjelang sore hari, pukul 15.46 WITA, Gunung Lewotobi kembali meletus. Tinggi kolom abu vulkanik yang muncul mencapai 1,5 kilometer dari permukaan kawah. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik masih terus berlangsung dan memerlukan pemantauan yang lebih ketat.
Sebelumnya, Badan Geologi menurunkan status Gunung Lewotobi Laki-Laki dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga) pada Sabtu, 23 Agustus 2025, pukul 18.00 WITA. Penurunan status ini didasarkan pada analisis data visual dan kegempaan yang dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam sepekan terakhir. Data tersebut menunjukkan penurunan intensitas aktivitas vulkanik.
Pemantauan deformasi menggunakan tiltmeter pada periode 20-23 Agustus 2025 menunjukkan pola fluktuatif tetapi masih relatif stabil. Hal ini mengindikasikan bahwa belum ada suplai magma pada kedalaman dangkal. Selain itu, data Global Navigation Satellite System (GNSS) dalam lima hari terakhir menunjukkan pola inflasi, namun dua hari terakhir terlihat deflasi pada komponen vertikalnya.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menyampaikan bahwa masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 6 kilometer dari pusat erupsi. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir lahar, terutama saat terjadi hujan deras yang dapat menyebabkan sungai-sungai berhulu di puncak Gunung Lewotobi meluap.
Dengan kondisi ini, masyarakat di sekitar area Gunung Lewotobi Laki-Laki diminta untuk selalu memperhatikan informasi resmi dari instansi terkait dan menjaga keselamatan diri serta lingkungan sekitarnya.