Media Purwodadi– Kelompok pendakian di Nagari Pauah Sangik, Kecamatan Akabiluru, Sumatera Barat, yang melibatkan mahasiswa KKN Unand, pernah dilaporkan menghilang.
Peristiwa terjadi pada malam Kamis ketika rombongan sedang melintasi hutan dalam rangka peliputan potensi kopi, salah satu kegiatan nagari bersama KKN Unand.
Berdasarkan informasi awal, terdapat 24 orang yang ikut dalam perjalanan tersebut, termasuk Wali Nagari Pauah Sangik, para perangkat nagari, pemuda, serta mahasiswa Unand.
Namun, kekhawatiran warga meningkat setelah rombongan tidak kunjung kembali, sehingga laporan tentang hilangnya seseorang mulai menyebar di media sosial dan grup pesan lokal.
Berita menggembirakan datang pada Jumat pagi, 1 Agustus 2025, sekitar pukul 01.50 WIB, ketika Kepala Nagari dan salah satu perangkat tiba di posko dalam keadaan selamat.
Kepala Nagari Pauah Sangik, Edison, menyampaikan bahwa rombongan tidak tersesat, tetapi mengalami hambatan karena seorang mahasiswa KKN mengalami cedera.
“Orang yang cedera dibawa menggunakan kain pembungkus,” kata Edison, dilaporkan dari akun Instagram@feedgramindo, yang ikut mengawasi kondisi di lapangan.
Tujuan utama rombongan yang pergi ke hutan adalah mengabadikan potensi kopi lokal, serta memperhatikan kondisi wilayah hutan dan kayu yang masih alami.
“Selain itu, kita juga melihat hutan kita yang masih hijau,” lanjut Edison, menekankan bahwa peliputan ini merupakan bagian dari program nagari dan KKN.
Kondisi para mahasiswa yang mengalami cedera belum dijelaskan secara rinci, tetapi pihak nagari memastikan bahwa pertolongan pertama telah diberikan langsung di tempat kejadian.
Saat berita ini disiarkan, rombongan lainnya masih dalam perjalanan menuju posko utama. Tim SAR dan relawan tetap berjaga guna memastikan proses evakuasi berlangsung dengan aman.
Peristiwa ini memberikan pelajaran berharga mengenai pengurangan risiko dalam kegiatan lapangan, khususnya yang melibatkan mahasiswa dan masyarakat setempat.
Partisipasi mahasiswa KKN Unand dalam melestarikan potensi Nagari Pauah Sangik layak dihargai, meskipun masih diperlukan prosedur yang lebih ketat.
Penghargaan juga datang dari masyarakat yang menghargai komitmen peserta KKN yang bersedia melewati hutan untuk mendukung pembangunan nagari.
Meskipun sempat memicu ketegangan, kejadian di Nagari Pauah Sangik, Sumatera Barat, menunjukkan semangat kerja sama antara masyarakat, nagari, dan KKN Unand.
Dengan evaluasi ke depan, kegiatan semacam ini diharapkan tetap berlangsung, namun lebih memperhatikan segi keselamatan dan kesiapan menghadapi berbagai situasi. ***


























































