Kegigihan Empat Polisi Makassar dalam Menyelamatkan Bilqis
Empat polisi di Makassar, Sulawesi Selatan, menunjukkan kegigihan luar biasa dalam upaya menyelamatkan Bilqis (4), seorang anak yang diculik. Perjalanan panjang mereka dimulai dari Makassar, Yogyakarta hingga akhirnya berakhir di Jambi. Mereka menghabiskan waktu untuk menjemput Bilqis dengan berbagai moda transportasi, baik darat maupun udara.
Bilqis tinggal di Jl Pelita Raya 2, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar. Ia diculik saat ikut ayahnya, Dwi Nurmas (34), bermain tennis lapangan di Taman Pakui Sayang, Jl AP Pettarani, Makassar, sekitar dua kilometer dari rumahnya, pada Minggu (2/11/2025). Enam hari kemudian, Bilqis ditemukan di kawasan hutan perkampungan adat di Kabupaten Meranging, Provinsi Jambi, sejauh 2.611 kilometer dari Kota Makassar.
Kisah empat polisi ini viral di media sosial. Mereka adalah Kepala Unit (Kanit) Reskrim Polsek Panakkukukang, Iptu Dr Nasrullah dan Kasubnit II Jatanras Polrestabes Makassar, Ipda Supriyadi Gaffar, serta dua personel Jatanras Polrestabes Makassar lainnya, Bripka Megawan Parante dan Briptu Muh Arif.
Ipda Supriyadi Gaffar menceritakan perjuangan panjangnya dalam menemukan Bilqis. Awalnya, setelah menerima laporan dari ayah korban di Polsek Panakkukang, ia langsung mendatangi lokasi pertama kali Bilqis hilang. Di sana, ia bersama timnya dan Iptu Nasrullah melakukan analisis jalur masuk dan keluar taman.
Selain itu, tim penyelidik juga memeriksa kamera CCTV di sekitar lokasi. Dari rekaman tersebut, wajah pelaku teridentifikasi. Setelah mengetahui identitas pelaku, Ipda Supriyadi Gaffar Cs mencari informasi lebih lanjut tentang SY, pelaku penculikan. Hasilnya, SY diketahui tinggal di Jl Kelapa III, sekitar 3 kilometer dari Taman Pakui Sayang. Namun, setibanya di lokasi, ternyata SY sudah tidak tinggal di kos tersebut dan pindah ke Kerung-Kerung.
Tim Jatanras dan Polsek Panakkukang pun bergerak ke kos Jl Kerung-Kerung. Di sana, mereka mendapatkan informasi bahwa anak SY sekolah di dekat tempat tinggal ibunya. Tim lalu “mengendap” menunggu SY pulang ke kos. Akhirnya, beberapa saat kemudian, SY tiba dan langsung ditangkap. Dari situlah, polisi dapat menemukan anak pelaku dan mengembangkan pengejaran ke kos barunya di Jl Abu Bakar Lambogo.
Ke esokan harinya, Rabu (5/11/2025), Iptu Nasrullah dan Tim Jatanras terbang ke Jogjakarta. Berdasarkan pengakuan SY, Bilqis dijual ke perempuan NH (29) asal Sukoharjo. Keberadaan NH menjadi incaran Iptu Nasrullah dan tim Supriyadi. Setelah koordinasi dengan tim Polda DIY, NH ditemukan di Solo. Dari Jogja, perjalanan ke Solo memakan waktu sekitar 3 jam.

Esok harinya, Kamis (6/11/2025), NH dibekuk. Namun, Bilqis belum ditemukan. NH telah menjual Bilqis ke MA alias Mery (42) yang berada di Provinsi Jambi. Dengan segala upaya, tim langsung berangkat ke Jambi.
Di Jambi, Nasrullah dan Supriyadi Gaffar berkoordinasi dengan Polda Jambi. Pelaku MA teridentifikasi berada di Kerinci. Perjalanan ke Kerinci memakan waktu sekitar 12 jam dari Jambi kota naik mobil. Tiba di Kerinci, Supriyadi dan timnya tidak menemukan Mery dan pacarnya AS. Rupanya, pasangan ini sudah berada di Kabupaten Meranging.
Perjalanan darat bertambah 4 jam dari Kerinci ke Meranking. Di situ, anggota melakukan razia di jalan sambil mengidentifikasi tersangka, tetapi tidak ditemukan. Akhirnya, setelah shalat Jumat, MA dan AS tertangkap di rumah terduga pelaku.
Setelah MA dan AS tertangkap, Bilqis masih belum ditemukan. Bilqis telah dijual MA dan AS ke penduduk perkampungan adat Kabupaten Meranging, dengan harga Rp60 juta. Untuk menuju perkampungan adat itu, harus melalui jalan yang dikelilingi kawasan hutan.
Dibantu polisi setempat, Supriyadi dan Nasrullah bertemu pemangku adat perkampungan. Mereka memohon agar Bilqis tidak sama dengan kalian. Dengan hati nurani dan tugas yang diemban, mereka berharap Bilqis bisa pulang. Negosiasi sangat alot, butuh dua malam satu hari agar Bilqis diserahkan ke polisi.
Bilqis sudah berbaur dan menganggap pengasuhnya di perkampungan itu sebagai keluarga sendiri. Saat polisi ingin mengambil Bilqis, adik Bilqis sempat meronta karena menganggap itu bapaknya. Supriyadi mengaku sangat terharu ketika Bilqis diserahkan oleh pemangku adat setempat. Sebagai sosok ayah yang punya anak kecil, dirinya sangat terharu begitu menggendong Bilqis.
Hal senada diungkapkan Kanit Reskrim Polsek Panakkukang Iptu Nasrullah, yang ikut dalam penjemputan Bilqis. Alumnus Doktor Ilmu Hukum Unhas ini mengatakan perjuangan menjemput Bilqis sangat dramatis. Dengan bantuan teman-teman semua, akhirnya mereka bisa membawa pulang Bilqis.



























































