Strategi Hilirisasi Minerba untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Pemerintah Indonesia terus memperkuat upaya hilirisasi sektor mineral dan batu bara (minerba) sebagai salah satu motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional. Program ini diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan dalam bentuk investasi yang diperkirakan mencapai 20 miliar dolar AS atau setara dengan Rp325 triliun dalam lima tahun ke depan. Selain itu, hilirisasi juga menjadi bagian dari target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen per tahun yang ditetapkan oleh pemerintah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menekankan bahwa hilirisasi menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional. Hal ini sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo, yang menekankan pentingnya kemandirian dan ketahanan energi nasional. Menurut Airlangga, dua aspek ini menjadi fondasi utama dalam pengembangan sektor batu bara.
“Dalam agenda Asta Cita, kemandirian dan ketahanan energi serta hilirisasi menjadi fokus utama. Kedua hal tersebut menjadi penopang utama dalam sektor batu bara,” ujar Airlangga.
Selain berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, hilirisasi minerba juga memiliki peran strategis dalam mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Pemerintah telah menetapkan target investasi nasional sebesar Rp13.000 triliun selama periode 2025–2029. Proyek hilirisasi minerba diproyeksikan menjadi salah satu kontributor terbesar dalam realisasi target tersebut.
Di samping itu, pemerintah sedang membangun ekosistem energi baru dan terbarukan (EBT), termasuk panel surya, baterai kendaraan listrik (EV), serta pengolahan silika menjadi komponen solar panel dan semikonduktor. Potensi ini diperkirakan dapat meningkatkan nilai ekspor Indonesia hingga 850 miliar dolar AS dan menambah Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 236 miliar dolar AS pada tahun 2040.
Peran MIND ID dalam Hilirisasi Industri Tambang Nasional
Sekretaris Perusahaan MIND ID, Pria Utama, menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen menjalankan peran sebagai lokomotif dalam hilirisasi industri tambang nasional. “Hilirisasi adalah mandat yang menjadi pedoman dalam setiap inisiatif strategis MIND ID. Bersama seluruh anggota grup, kami berkomitmen memastikan bahwa setiap program hilirisasi memberikan manfaat maksimal bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.
Salah satu contoh hilirisasi yang tengah dijalankan oleh MIND ID adalah peningkatan nilai tambah bauksit menjadi aluminium. Melalui proses integrasi dari hulu ke hilir, grup MIND ID mengolah bauksit menjadi bahan baku strategis untuk mendukung agenda industrialisasi nasional.
Proses tersebut mencakup optimalisasi tambang bauksit, pembangunan fasilitas Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR), hingga smelter aluminium. Seluruh rantai nilai ini dinilai mampu menciptakan dampak ekonomi yang signifikan di dalam negeri.
“Sebagai gambaran, 1 ton bauksit yang bernilai sekitar 40 dolar AS dapat meningkat menjadi 575 dolar AS dalam bentuk alumina, dan melonjak hingga 2.700 dolar AS ketika menjadi aluminium. Dengan memperkuat rantai pasok aluminium ini, kami percaya dampaknya akan signifikan, tidak hanya bagi ekonomi nasional, tetapi juga untuk pertumbuhan yang lebih merata dan berkeadilan di daerah-daerah,” kata Pria.
Harapan Pemerintah untuk Transformasi Ekonomi Nasional
Pemerintah berharap langkah hilirisasi minerba ini dapat menjadi kunci dalam mendorong transformasi ekonomi nasional. Tidak hanya memperkuat struktur industri dalam negeri, tetapi juga membuka peluang kerja dan investasi yang lebih luas di berbagai wilayah Indonesia. Dengan pendekatan yang tepat dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan sektor swasta, harapan besar diarahkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.