Penyakit Lyme: Tahapan dan Dampak Jangka Panjang
Penyakit Lyme adalah kondisi yang disebabkan oleh infeksi bakteri Borrelia burgdorferi, yang menyebar ke manusia melalui gigitan kutu rusa yang terinfeksi. Penyakit ini umum ditemukan di berbagai wilayah, terutama di Amerika Serikat, Kanada, serta beberapa negara di Eropa. Meskipun tidak semua orang yang digigit kutu akan mengembangkan penyakit ini, risiko infeksi meningkat jika kutu tetap menempel pada kulit dalam waktu lama.
Jika segera ditangani dengan antibiotik, penyakit Lyme dapat disembuhkan. Namun, jika tidak mendapat pengobatan pada tahap awal, efek jangka panjang bisa muncul dan memengaruhi berbagai sistem tubuh. Berikut adalah tahapan perkembangan penyakit Lyme beserta dampaknya.
Tahapan Penyakit Lyme
Penyakit Lyme berkembang dalam tiga tahap utama, meskipun tidak semua penderita mengalami ketiganya. Pengobatan pada tahap pertama sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi ke tahap yang lebih parah.
Tahap 1 (Awal)
Pada tahap pertama, gejala mulai muncul antara 3 hingga 30 hari setelah gigitan kutu. Salah satu ciri khas dari penyakit ini adalah ruam yang disebut bull’s-eye rash atau ruam bentuk cincin yang semakin membesar di sekitar area gigitan. Selain itu, penderita juga bisa mengalami gejala mirip flu seperti demam, menggigil, sakit kepala, leher kaku, nyeri otot, dan nyeri sendi. Namun, tidak semua orang mengalami ruam, dan ada yang tidak merasakan gejala apa pun hingga infeksi berkembang lebih lanjut.
Tahap 2 (Diseminasi Awal)
Jika tidak segera ditangani, penyakit Lyme dapat memasuki tahap kedua, yaitu early disseminated Lyme disease. Pada tahap ini, bakteri mulai menyebar ke seluruh tubuh dan bisa memengaruhi berbagai organ serta sistem saraf. Gejala yang muncul bisa lebih parah, seperti ruam bull’s-eye tambahan, gangguan neurologis seperti kelemahan wajah (Bell’s palsy), rasa sakit atau mati rasa pada saraf, serta masalah penglihatan seperti mata merah (konjungtivitis). Selain itu, gangguan jantung seperti detak jantung tidak teratur atau nyeri dada juga bisa terjadi.
Tahap 3 (Akhir)
Jika infeksi tidak diobati, penyakit Lyme dapat berkembang ke tahap ketiga, yang merupakan tahap akhir dari infeksi ini. Pada tahap ini, bakteri bisa menginfeksi sendi, saraf, bahkan cairan otak dan jantung. Salah satu gejala yang paling umum adalah arthritis atau radang sendi, terutama pada sendi besar seperti lutut. Penyakit ini juga bisa memengaruhi fungsi kognitif, menyebabkan gangguan ingatan, kesulitan berkonsentrasi, serta masalah saraf yang membuat rasa mati rasa dan kelemahan pada tubuh bagian atas dan bawah.
Penyakit Lyme Kronis dan Dampaknya
Meskipun penyakit Lyme biasanya bisa sembuh dengan antibiotik, beberapa orang masih mengalami gejala bertahan setelah pengobatan. Kondisi ini dikenal sebagai Post-Treatment Lyme Disease Syndrome (PTLDS) dan sering disalahartikan sebagai penyakit Lyme kronis. Gejala yang muncul termasuk kelelahan berkepanjangan, nyeri tubuh yang luas, serta gangguan fungsi otak seperti kesulitan berpikir atau sering merasa bingung (brain fog).
Untuk mengatasi gejala PTLDS, banyak pasien disarankan untuk menjalani terapi fisik, yoga, atau akupunktur. Meski penyembuhan penuh bisa tercapai, pengelolaan gejala jangka panjang sering kali memerlukan perawatan medis yang berkelanjutan.
Efek Jangka Panjang Penyakit Lyme yang Tidak Ditangani
Jika penyakit Lyme tidak segera diobati, dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang yang berpotensi merusak fungsi tubuh. Berikut beberapa efek yang bisa terjadi:
-
Kerusakan Sendi dan Pembengkakan
Sekitar 60 persen penderita yang tidak mendapatkan pengobatan tepat waktu akan mengalami arthritis kronis. Nyeri dan kerusakan pada sendi bisa terjadi, terutama pada sendi besar seperti lutut. Pembengkakan pada sendi bisa menyebabkan rasa hangat dan nyeri yang mengganggu aktivitas harian. -
Gangguan Saraf
Infeksi Lyme dapat menyerang saraf, menyebabkan rasa nyeri, mati rasa, kesemutan, serta kelemahan. Bell’s palsy adalah salah satu gangguan saraf yang umum terjadi pada tahap awal, sedangkan pada tahap lebih lanjut, gejala bisa lebih parah dan sulit diatasi. -
Masalah Memori dan Konsentrasi
Penyakit ini bisa menyebabkan peradangan pada jaringan otak, yang mengarah pada gangguan memori dan kesulitan berkonsentrasi. Hal ini bisa memengaruhi fungsi mental seseorang, bahkan setelah pengobatan selesai. -
Komplikasi Jantung
Penyakit Lyme juga bisa menyebabkan peradangan pada jantung, yang dikenal sebagai Lyme carditis. Gejalanya termasuk detak jantung tidak teratur, nyeri dada, dan dalam kasus parah, gagal jantung. Jika tidak segera ditangani, komplikasi ini bisa sangat berbahaya.