Profil Pengguna Internet di Indonesia Tahun 2025
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survei terbaru yang menunjukkan perkembangan signifikan dalam penggunaan internet di Indonesia pada tahun 2025. Menurut laporan tersebut, tingkat penetrasi internet mencapai 80,66 persen, dengan jumlah penduduk yang terkoneksi mencapai 229,4 juta jiwa dari total populasi sebesar 284,4 juta jiwa.
Salah satu perubahan yang menonjol adalah pergeseran preferensi media sosial masyarakat Indonesia. Facebook, yang sebelumnya menjadi platform media sosial terpopuler, kini mengalami penurunan signifikan. Pada tahun 2024, Facebook masih mendominasi dengan 34,85 persen pengguna, tetapi pada tahun 2025 posisinya turun ke urutan ketiga dengan hanya 21,58 persen. Sebaliknya, TikTok mengalami lonjakan besar dan kini menjadi platform media sosial teratas dengan 35,17 persen pengguna, meningkat dari 18,61 persen pada tahun sebelumnya.
YouTube tetap menjadi salah satu platform yang diminati, meskipun angkanya sedikit turun dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 27,53 persen. Saat ini, YouTube berada di posisi kedua dengan 23,76 persen pengguna. Platform ini masih menjadi favorit bagi generasi yang lebih tua, terutama Gen X (kelahiran 1965–1980), Baby Boomers (kelahiran 1948–1964), dan Pre-Boomer (kelahiran sebelum 1945). Fakta ini menunjukkan bahwa YouTube menjadi ruang utama bagi generasi senior untuk menikmati konten digital.
Instagram menempati posisi keempat dengan 15,94 persen pengguna, sedikit menurun dari 16,07 persen pada tahun 2024. Sementara itu, Twitter (sekarang dikenal sebagai X) tetap berada di urutan terakhir dengan 0,56 persen pengguna, hampir tidak berubah dari tahun sebelumnya.
Perubahan Pola Konsumsi Konten
Perpindahan warga Indonesia dari Facebook ke TikTok disebabkan oleh perubahan cara masyarakat mengonsumsi konten. TikTok dinilai lebih sesuai dengan pola penggunaan saat ini karena menawarkan video singkat, cepat, dan interaktif. Dalam survei ini, TikTok menjadi aplikasi paling populer bagi perempuan dengan persentase 37,55 persen, sementara di kalangan laki-laki, YouTube berada di posisi pertama dengan 26,31 persen, diikuti TikTok sebesar 32,98 persen.
Generasi Z (kelahiran 1997–2012) tercatat sebagai pengguna TikTok terbesar, mencapai 42,27 persen, disusul oleh generasi Millenial (kelahiran 1981–1996) dengan 33,40 persen. Hal ini menunjukkan bahwa TikTok telah menjadi “rumah digital” bagi generasi muda Indonesia.
Di sisi lain, generasi yang lebih senior cenderung lebih betah menggunakan YouTube. Gen X, Baby Boomers, dan Pre-Boomer lebih banyak menghabiskan waktu menonton konten di platform tersebut.
Perkembangan Dinamis Media Sosial di Indonesia
Fenomena ini menandai perubahan baru dalam peta media sosial Indonesia. Dulu, Facebook menjadi wadah utama bagi semua kalangan, tetapi kini ekosistem digital terpecah berdasarkan generasi dan preferensi konten. Peralihan dari Facebook ke TikTok serta minat Gen X terhadap YouTube mencerminkan bahwa lanskap media sosial di Indonesia terus berkembang secara dinamis dan bisa berubah dalam waktu singkat.
Dengan adanya pergeseran ini, perusahaan media sosial dan pelaku bisnis digital perlu terus memperhatikan tren dan preferensi pengguna agar dapat tetap relevan dan menjangkau audiens yang tepat. Masa depan media sosial di Indonesia akan semakin dipengaruhi oleh perbedaan generasi dan kebutuhan konsumen yang terus berkembang.

























































