Penyebab Kesemutan dan Pentingnya Memeriksa Kesehatan
Kesemutan sering kali dianggap sebagai masalah kecil yang tidak perlu dikhawatirkan. Namun, terkadang ini bisa menjadi tanda dari gangguan medis yang lebih serius. Kesemutan biasanya muncul sebagai sensasi seperti ditusuk jarum atau rasa geli pada bagian tubuh tertentu, seperti tangan, kaki, atau area lain. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut parestesia.
Banyak orang mengalami kesemutan setelah bangun tidur, terutama jika posisi tidur tidak ideal. Misalnya, posisi tidur yang membuat tekanan berlebihan pada saraf dapat menyebabkan sensasi tidak nyaman. Dokter spesialis ortopedi, dr. Didik Librianto, Sp.OT(K), menjelaskan bahwa kesemutan bisa berasal dari berbagai penyebab, mulai dari posisi tidur hingga gangguan pada saraf leher.
Menurut dr. Didik, kesemutan sering kali terjadi karena adanya tekanan pada saraf leher. Dari sana, sensasi bisa menyebar ke bahu dan akhirnya ke jari-jari tangan. “Area yang terkena kesemutan biasanya mencerminkan titik-titik saraf yang terganggu,” ujarnya dalam sebuah talkshow kesehatan virtual.
Namun, tidak semua kasus kesemutan mengikuti pola yang sama. Beberapa orang mungkin hanya merasakan kesemutan di satu sisi tangan tanpa ada hubungannya langsung dengan leher. Hal ini menunjukkan bahwa penyebab kesemutan bisa sangat beragam dan perlu diperhatikan secara seksama.
Tidur Miring dan Risiko Kesemutan
Pertanyaan umum tentang apakah tidur miring bisa menyebabkan kesemutan sering diajukan. Dr. Didik menjelaskan bahwa tidur miring sendiri bukanlah hal yang salah. Namun, jika dilakukan terus-menerus di satu sisi, maka bisa memicu tekanan berulang pada saraf dan otot.
“Jika seseorang terus-menerus tidur di satu sisi, lama-kelamaan akan terjadi ketidakseimbangan antara sisi kanan dan kiri tubuh. Saluran saraf bisa menyempit, sehingga menimbulkan keluhan pada pasien,” jelasnya. Kesemutan akibat tekanan sementara biasanya akan hilang sendiri. Namun, jika terus-menerus terjadi dan tidak membaik, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter.
Kapan Harus Periksa ke Dokter?
Banyak orang ragu untuk memeriksa diri jika hanya mengalami kesemutan ringan tanpa nyeri leher. Namun, dr. Didik menekankan pentingnya memeriksakan diri lebih awal. “Jangan sampai kondisi menjadi lebih berat. Jika sudah berat, itu disebut radikulomielopati, di mana selain sarafnya terganggu, otot-otot juga mulai mengecil,” jelasnya.
Beberapa gejala yang patut diwaspadai antara lain: sulit memegang pulpen, tulisan menjadi jelek, kesulitan memegang alat makan, bahkan pakaian mudah terjatuh saat dipakai. Gejala-gejala ini bisa menjadi tanda adanya gangguan saraf yang perlu segera ditangani.
Kesemutan Bisa Jadi Tanda Tumor atau Pengapuran
Selain gangguan saraf, kesemutan juga bisa disebabkan oleh kondisi medis serius seperti tumor atau pengapuran yang menekan saraf. Gejala-gejalanya bisa sangat mirip dengan keluhan ringan, sehingga sering tidak disadari.
Misalnya, suara serak yang tidak diketahui penyebabnya bisa jadi akibat dari saraf leher yang tertekan. Bahkan, penurunan kelopak mata bisa terjadi karena saraf simpatis terkena dampak dari tekanan tersebut. Tak jarang, gejala awal justru muncul di tempat yang berbeda dari lokasi gangguan asli. Misalnya, gangguan di leher bisa terasa seperti sakit pinggang. Hal ini terjadi karena sistem saraf tubuh saling terhubung dan dampaknya bisa menjalar ke area lain.