Tantangan yang Meningkat dalam Penggunaan Obat Palsu
Permintaan terhadap obat-obatan, termasuk suntikan penurun berat badan, semakin meningkat. Hal ini memicu banyak orang untuk mencari alternatif yang berisiko tinggi demi mendapatkan produk tersebut. Namun, mengenali pasar gelap bukanlah hal mudah.
Di tengah meningkatnya permintaan terhadap obat-obatan populer, para ahli dan kelompok industri khawatir bahwa pihak yang bertanggung jawab mungkin tidak mampu mengejar keahlian para pemalsu obat. Seorang praktisi kesehatan masyarakat dan ahli epidemiologi dari Universitas Johns Hopkins di AS, Saifuddin Ahmed, menjelaskan bahwa seorang dokter hanya menuliskan resep, tetapi tidak peduli dari mana pasien membeli obatnya. Ia menekankan pentingnya keterlibatan penyedia layanan kesehatan dalam mengatasi masalah ini.
Produk Populer yang Mengalami Kelangkaan
Produk seperti Wegovy dan Zepbound memiliki senyawa aktif bernama semaglutide atau tirzepatide. Awalnya dikembangkan untuk mengobati diabetes tipe 2, namun efek sampingnya menyebabkan penurunan berat badan secara signifikan dan berkelanjutan. Akibatnya, permintaan terhadap kedua jenis obat ini melonjak dari orang-orang yang ingin menurunkan berat badan. Hal ini menyebabkan kelangkaan obat di pasar, dan obat palsu mulai mengisi kekosongan tersebut.
Masalah Global yang Terus Berlangsung
Pemalsuan obat merupakan masalah besar di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan satu dari sepuluh obat yang beredar adalah palsu dan tidak memberikan jaminan manfaat kesehatan. Meskipun masalah ini lebih sering terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, terutama di bagian-bagian tertentu Afrika dan Asia, sekitar 1% dari masyarakat di negara-negara berpenghasilan tinggi juga mendapatkan obat dari sumber yang tidak diawasi secara resmi.
Dalam beberapa kasus, obat-obatan palsu tidak memberikan efek apa pun. Namun, dalam kasus lain, bahan-bahan dalam obat tersebut bisa menimbulkan reaksi negatif atau bahkan menciptakan masalah kesehatan baru. FDA AS pada tahun 2023 mengeluarkan peringatan bahwa membeli obat secara daring dari sumber yang tidak teregulasi bisa membuat pasien terpapar produk yang berpotensi tidak aman.
Peringatan dari WHO dan Data Baru
Pada tahun 2024, WHO mengeluarkan peringatan global tentang sejumlah besar Ozempic palsu yang membanjiri pasar gelap. Data dari National Pharmacy Association di Inggris menunjukkan bahwa satu dari lima warga Inggris telah mencoba mendapatkan pengobatan penurun berat badan dalam satu tahun terakhir. Lembaga tersebut memperingatkan bahwa tingginya permintaan bisa membuat orang beralih ke pemasok daring yang tidak teregulasi alih-alih apotek resmi.
Di Mana Orang Membeli Obat Palsu?
Obat-obatan yang tidak teregulasi dijual melalui apotek daring, belanja lintas negara, dan jaringan distributor kriminal. Pasar daring ini bukan toko resmi milik apotek yang sah, melainkan situs-situs yang menawarkan obat dengan harga jauh lebih murah. Obat-obatan ini mungkin terlihat persis seperti produk asli saat ditampilkan secara daring, tetapi saat diterima, sering kali terdapat kesalahan ejaan pada kemasannya atau daftar bahan yang tidak sesuai.
Selain itu, regulator juga menyoroti kekhawatiran soal praktik compounding, yaitu saat obat-obatan yang disetujui diformulasikan ulang menjadi “senyawa” baru yang tidak diatur secara ketat. Di beberapa wilayah, termasuk AS, apoteker yang terlatih diizinkan melakukan compounding. Namun, praktik ini kurang diawasi dibandingkan proses persetujuan yang ketat oleh produsen obat resmi.
Upaya Meningkatkan Kesadaran
Untuk mengatasi kekhawatiran konsumen yang mungkin mencari produk tidak aman, FDA mengoperasikan kampanye BeSafeRx yang menyediakan panduan bagi konsumen untuk mengidentifikasi obat-obatan asli. Di Uni Eropa, fitur keamanan pada obat-obatan diwajibkan, termasuk pelabelan yang terstandarisasi. Badan Obat-obatan Eropa (EMA) menyatakan bahwa pasien hanya boleh menggunakan penjual daring yang terdaftar di otoritas nasional yang berwenang.
Europol telah mengoordinasikan tindakan rutin di seluruh blok bekerja sama dengan mitra AS dan Kolombia. Dalam operasi tahun 2023, lebih dari 1.284 orang didakwa atas pelanggaran terkait perdagangan obat palsu dan penyalahgunaan serta zat doping.
Ahmed menekankan bahwa langkah kunci adalah membantu meningkatkan kesadaran antara pasien dan praktisi kesehatan mereka. Inisiatif BESAFE di Universitas Johns Hopkins menyelidiki risiko dan intervensi untuk mencegah penggunaan obat-obatan di bawah standar dan palsu. Survei BESAFE menemukan bahwa kesadaran tentang tempat membeli resep yang aman dan melaporkan obat palsu masih rendah. Membangun kepercayaan antara konsumen, praktisi medis, dan regulator dapat membantu menghindari risiko pembelian obat palsu dan tidak teregulasi.