Pemerintah Siap Bangun PLTS di 80.000 Koperasi Desa Merah Putih
Pemerintah Indonesia sedang merancang proyek besar dalam sektor energi terbarukan, yaitu pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di seluruh Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Proyek ini akan menambah kapasitas listrik hingga 100 gigawatt (GW), yang menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk meningkatkan kemandirian energi di tingkat desa.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, proyek ini merupakan arahan langsung dari Presiden Joko Widodo. Tujuannya adalah memastikan ketersediaan listrik yang stabil dan berkelanjutan bagi masyarakat pedesaan. Dalam acara International Battery Summit (IBS) 2025, ia menjelaskan bahwa pembangunan PLTS ini akan dilakukan secara bertahap.
“Kami tidak akan membangun semua sekaligus, tetapi secara bertahap agar bisa lebih cepat dan efisien,” ujarnya. Ia juga menyebut bahwa setiap PLTS yang dibangun akan dilengkapi sistem penyimpanan energi baterai (BESS). Hal ini penting karena PLTS hanya dapat menghasilkan listrik selama 4 jam sehari, yaitu saat siang hari. Oleh karena itu, diperlukan baterai untuk menyimpan kelebihan energi dan menggunakannya pada malam hari.
Peluang Bagi Industri Baterai
Pembangunan PLTS yang didukung oleh BESS memberikan peluang besar bagi industri baterai. Bahlil menegaskan bahwa penggunaan baterai akan meningkatkan efisiensi sistem dan membantu mengurangi ketergantungan pada sumber daya listrik lainnya. Selain itu, hal ini juga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui peningkatan investasi di sektor teknologi energi.
Dalam konteks yang lebih luas, proyek ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat infrastruktur energi di tingkat desa. Menurut Bahlil, pembangunan PLTS di Kopdes Merah Putih akan menciptakan pusat kegiatan ekonomi baru yang mandiri dan berkelanjutan.
Kesiapan Pemerintah untuk EBT
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, juga menyampaikan rencana serupa. Ia mengatakan pemerintah sedang mempersiapkan 80.000 Kopdes Merah Putih untuk membangun sarana energi baru terbarukan (EBT), seperti panel surya. Tujuannya adalah membuat desa-desa tersebut mandiri dalam hal pasokan energi.
Zulkifli menjelaskan bahwa setiap desa akan memiliki area seluas 1-1,5 hektare untuk pemasangan panel surya. Proyek ini akan berbasis desa, kecamatan, dan kabupaten, sehingga mampu menciptakan sistem energi yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Ia juga menyoroti anggaran yang diperlukan untuk membangun panel surya. Meskipun biaya awal mencapai US$100 miliar atau lebih dari Rp1,57 kuadriliun, Zulkifli optimis bahwa proyek ini akan menguntungkan dalam jangka panjang. Pasalnya, dengan adanya energi mandiri, negara tidak perlu lagi memberikan subsidi listrik kepada desa-desa.
Mengurangi Ketergantungan pada Subsidi Listrik
Saat ini, pemerintah masih memberikan subsidi listrik sebesar US$25 miliar setiap tahun, yang setara dengan lebih dari Rp399,37 triliun. Namun, dengan adanya PLTS dan EBT di tingkat desa, subsidi ini bisa diminimalkan. Ini akan membantu pemerintah mengalokasikan dana lebih banyak untuk kebutuhan lain, seperti pendidikan dan kesehatan.
Selain itu, pengembangan EBT juga akan mendukung target pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kualitas lingkungan. Dengan menggunakan sumber energi terbarukan, Indonesia dapat berkontribusi pada upaya global dalam menghadapi perubahan iklim.
Tantangan dan Langkah Ke depan
Meski proyek ini menjanjikan, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusia. Pemerintah perlu memastikan bahwa semua Kopdes Merah Putih memiliki akses ke teknologi dan pelatihan yang cukup untuk mengelola sistem energi mereka sendiri.
Selain itu, perlu ada koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat setempat. Hanya dengan kolaborasi yang kuat, proyek ini bisa berjalan lancar dan memberikan manfaat nyata bagi rakyat.
Dengan langkah-langkah yang tepat, proyek PLTS di 80.000 Kopdes Merah Putih bisa menjadi contoh sukses dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Ini tidak hanya akan meningkatkan kemandirian energi, tetapi juga membuka peluang baru bagi ekonomi lokal dan industri teknologi.