Penangkapan 15 Pelaku Terkait Pembunuhan Kepala Cabang Bank di Jakarta
Sejumlah pelaku terlibat dalam kasus penculikan dan pembunuhan terhadap seorang kepala cabang bank di Jakarta. Dalam peristiwa ini, seorang prajurit TNI yang berpangkat Kopda FH diketahui memiliki peran penting sebagai perantara dalam mencari orang-orang yang akan melakukan penjemputan paksa terhadap korban.
Kopda FH ditahan karena tindakannya dalam membantu proses penculikan. Saat kejadian, ia sedang dicari oleh satuan militer karena tidak hadir tanpa izin dinas. Total ada 15 orang yang telah ditangkap terkait kasus ini, termasuk Kopda FH.
Menurut informasi dari pihak kepolisian, enam dari 15 tersangka ditangkap oleh Sub Direktorat Reserse Mobile (Subdit Resmob), sementara sembilan lainnya ditangkap oleh Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras). Penangkapan dilakukan di berbagai lokasi dan waktu yang berbeda-beda.
Empat aktor utama dalam kasus ini adalah C, DH, YJ, dan AA. Mereka bertanggung jawab atas penculikan dan pembunuhan terhadap korban yang berinisial MIP. Pelaku DH, YJ, dan AA ditangkap pada Sabtu, 23 Agustus 2025, pukul 20.15 WIB di daerah Solo, Jawa Tengah. Sementara itu, pelaku C ditangkap di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, pada Minggu, 24 Agustus 2025, pukul 15.30 WIB.
Korban, yaitu seorang kepala kantor cabang pembantu sebuah bank di Jakarta, dugaan kuat menjadi korban penculikan dan pembunuhan. Peristiwa tersebut terjadi di salah satu pusat perbelanjaan di Ciracas, Jakarta Timur. Jenazah korban akhirnya ditemukan di Kampung Karangsambung, RT 8/RW 4, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis, 21 Agustus 2025, sekitar pukul 05.30 WIB.
Seorang warga setempat pertama kali menemukan jenazah dalam kondisi memprihatinkan. Tangan dan kaki korban terikat, serta mata terlilit lakban. Jenazah langsung dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk dilakukan autopsi guna mengungkap penyebab kematian secara pasti.
Proses penyelidikan terus berlangsung dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk aparat militer dan kepolisian. Penangkapan terhadap para pelaku merupakan langkah penting dalam upaya mengungkap fakta sebenarnya dan memberikan keadilan bagi keluarga korban.
Dalam kasus ini, peran Kopda FH sebagai perantara menunjukkan adanya keterlibatan pihak luar dalam tindakan kriminal. Hal ini juga memicu pertanyaan tentang pengawasan internal di lingkungan militer dan bagaimana seorang prajurit bisa terlibat dalam tindakan ilegal.
Penyelidikan lanjutan masih dilakukan untuk memastikan semua pelaku mendapat hukuman sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Selain itu, pihak berwenang juga akan memperkuat langkah-langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.