Peran Investasi Jepang dalam Pembangunan Indonesia
Dalam sebuah dialog yang berlangsung di acara Indonesia-Japan Executive Dialogue 2025, Rachmat Gobel menyampaikan beberapa pandangan penting mengenai strategi investasi di Indonesia. Ia memulai dengan menanyakan izin kepada Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BPKM, Rosan P Roeslani, sebelum menyampaikan saran-sarannya. Menurut Gobel, pasar Indonesia sangat besar dan menjadi incaran banyak investor. Namun, ia menekankan bahwa untuk menarik investasi yang berkualitas, pemerintah perlu memastikan kualitas barang yang masuk serta melakukan pengawasan ketat terhadap pintu masuknya.
Selain itu, Gobel menyampaikan bahwa pemerintah cenderung lebih memperhatikan investor baru daripada investor lama. Ia menyoroti bahwa banyak investor lama, seperti di bidang otomotif dan elektronika, telah memberikan kontribusi signifikan bagi ekonomi Indonesia namun kurang mendapat perhatian. Hal ini menunjukkan perlunya kebijakan yang lebih adil dalam memperlakukan semua investor.
Gobel juga mengingatkan bahwa dalam melihat tren teknologi, pemerintah perlu mempertimbangkan berbagai opsi seperti kendaraan listrik (EV), hybrid, dan hidrogen. Ia menyoroti bahwa setiap teknologi memiliki potensi dan tantangan masing-masing, sehingga diperlukan pendekatan yang seimbang. Selain itu, ia menyoroti bahwa sumber energi EV di Indonesia masih bergantung pada batubara, yang memiliki emisi karbon tinggi.
Isu Lingkungan dan Kebijakan Teknologi
Masalah emisi CO2 tidak hanya terjadi pada kendaraan, tetapi juga pada industri elektronika seperti AC dan kulkas. Gobel menyarankan agar pemerintah memberikan insentif kepada industri yang ramah lingkungan dan efisien. Namun, ia menilai bahwa saat ini pemerintah belum menjadikan isu tren teknologi sebagai bagian dari strategi industrialisasi dan investasi.
Di negara lain seperti Malaysia, kebijakan teknologi sudah menjadi bagian dari kebijakan pemerintah. Contohnya, Malaysia menolak investasi yang menggunakan teknologi kuno seperti pesawat televisi tabung karena tak sesuai dengan tren modern. Gobel menegaskan bahwa Indonesia perlu belajar dari contoh ini agar tidak terjebak dalam teknologi yang tidak berkelanjutan.
Kinerja Investasi Jepang di Indonesia
Data terbaru menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara tujuan investasi Jepang nomor dua. Sebelumnya, Indonesia menempati posisi kelima. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia semakin diminati oleh investor Jepang. Namun, ada penurunan realisasi investasi Jepang di Indonesia dari 4,6 miliar dolar AS pada 2023 menjadi 3,46 miliar dolar AS pada 2024. Untuk merespons hal ini, acara dialog tersebut diharapkan bisa membuka jalan bagi kerja sama yang lebih baik antara Indonesia dan Jepang.
Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen pada 2029. Untuk mencapai target ini, pemerintah menetapkan target investasi sebesar Rp 13.032,79 triliun dalam lima tahun, yaitu dari 2024 hingga 2029. Angka ini tiga kali lipat dibandingkan target investasi selama 10 tahun sebelumnya.
Kemitraan Jepang-Indonesia yang Kuat
Investasi Jepang di Indonesia telah berkembang sejak UU Penanaman Modal Asing disahkan pada 1967. Secara kumulatif, investasi Jepang mencapai lebih dari 80 miliar dolar AS. Volume perdagangan Indonesia-Jepang dari 2000 hingga 2024 mencapai 18.703,514 miliar dolar AS, dengan surplus untuk Indonesia sebesar 473,354 miliar dolar AS. Saat ini, terdapat lebih dari 1.600 perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia.
Rosan menyatakan bahwa pemerintah akan melakukan analisis terhadap kekuatan investor yang masuk ke Indonesia. Ia menekankan bahwa pemerintah ingin mendapatkan investasi yang berkualitas dan berkomitmen jangka panjang. Selain itu, pemerintah baru saja menerbitkan Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. Regulasi ini bertujuan mempercepat proses perizinan dan memberikan kepastian hukum bagi investor.
Filosofi Monozukuri dan Hitozukuri
Gobel juga menyampaikan filosofi monozukuri dan hitozukuri dari Jepang. Monozukuri berarti membuat barang, sedangkan hitozukuri adalah membangun sumber daya manusia. Ia menekankan bahwa sebelum membuat barang, perlu membangun sumber daya manusia terlebih dahulu. Hal ini penting untuk memastikan bahwa tenaga kerja yang bekerja di Indonesia berasal dari dalam negeri, bukan dari negara asal investor.
Jepang juga telah berinvestasi dalam pembangunan proving ground di Indonesia, yang merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Duta Besar Masaki Yasushi menyatakan bahwa Indonesia akan menjadi basis produksi kendaraan Jepang untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
Sejarah Kerja Sama Jepang-Indonesia
Sejarah kerja sama antara Jepang dan Indonesia telah berlangsung sejak 1954, ketika Jepang memberikan pelatihan bagi pengusaha Indonesia di Tokyo. Pada 1957, Jepang mengirimkan tenaga ahlinya untuk memberikan pelatihan di Indonesia. Saat Asian Games 1962, Jepang turut berkontribusi dengan membangun Hotel Indonesia, sebuah hotel bintang lima pertama di Asia Tenggara.
Selain itu, Jepang juga menyediakan 10 ribu pesawat televisi agar rakyat Indonesia bisa menyaksikan perhelatan Asian Games di Jakarta. Mulai 1968, Jepang memberikan bantuan melalui skema Official Development Assistance (ODA), yang mencapai 49,5 miliar dolar AS hingga 2016. Indonesia menjadi penerima bantuan ODA terbesar dari Jepang.